Tradisi Semiotik dalam Teori Komunikasi

 

 

Pesatnya perkembangan ilmu komunikasi saat ini tidak dapat dipungkiri lagi. akan tetapi sebelum lebih jauh kita berbicara tentang komunikasi, ada baiknya jika kita pelajari tradisi-tradisi yang ada dalam teori komunikasi. dalam buku Littlejohn dan Foss (2014), setidaknya ada tujuh tradisi teori ilmu komunikasi. akan tetapi dalam tulisan ini, kita hanya akan membahas satu tradisi saja. bagaimana dengan tradisi lainnya?. tentu akan dibahas dalam tulisan selanjutnya. selamat membaca..!!.

Tradisi pertama dalam teori komunikasi adalah tradisi semiotik. Semiotik atau penyelidikan symbol-simbol, membentuk tradisi pemikiran yang penting dalam teori komunikasi. Tradisi semiotik terdiri atas sekumpulan teori tentang bagaimana tanda-tanda merepresentasikan benda, ide, keadaan, situasi, perasaan, dan kondisi di luar tanda-tanda di luar tanda itu sendiri. Penyelidikan tanda-tanda tidak hanya memberikan cara untuk melihat komunikasi, melainkan memiliki pengaruh yang kuat pada hampir semua perspektif yang sekarang diterapkan pada teori komunikasi.

Semiotika adalah studi mengenai tanda dan symbol yang merupakan tradisi penting dalam pemikiran tradisi komunikasi. Tradisi semiotika mencakup teori utama mengenai bagaimana tanda mewakili objek, ide, situasi, keadaan, perasaan dan sebagainya yang berada di luar diri.

Gagasan utama dari tradisi semiotik ini bahwa konsep dasar yang menyatukan tradisi ini adalah yang tanda yang didefinisikan sebagai stimulus menandakan atau menunjukkan beberapa kondisi lain, seperti ketika asap menandakan api. Konsep dasar kedua adalah symbol yang biasanya menandakan tanda yang kompleks dengan banyak arti, termasuk arti yang sangat khusus. Beberapa ahli memberikan perbedaan yang kuat antara tanda dan symbol, tanda dalam realitasnya memiliki referensi yang jelas terhadap sesuatu, sedangkan symbol tidak. Para ahli lainnya melihatnya sebagai tingkat-tingkat istilah yang berbeda dalam kategori yang sama. Dengan perhatian pada tanda dan symbol, semiotik menyatukan kumpulan teori-teori yang sangat luas yang berkaitan dengan bahasa, wacana, dan tindakan-tindakan nonverbal.

Kebanyakan pemikiran semiotik melibatkan ide dasar triad of meaning yang menegaskan bahwa arti muncul dari hubungan di antara tiga hal: benda, manusia, dan tanda. Charles Saunders Pierce, ahli semiotik modern pertama, dapat dikatakan pelopor ide ini, mendefinisikan semiosis sebagai hubungan di antara tanda, benda, dan arti. Tanda tersebut merepresentasikan benda atau yang ditunjuk dalam pikiran si penafsir (littlejohn, 20014). Sebagai contoh pernyataan ini, kata anjing, diasosiasikan dalam pikiran kita dengan binatang tertentu. Kata itu bukanlah binatang tetapi sebagai ganti dari pemikiran, asosiasi, atau interpretasi yang menghubungkan kata dengan benda nyata menurut kita.

Dalam tradisi semiotik, terdapat variasi yang dapat dijelaskan sebagai berikut. Semiotik selalu dibagi ke dalam tiga wilayah kajian yakni semantic,sintaktik dan pragmatic. Semantic berbicara tentang bagaimana tanda-tanda berhubungan dengan yang ditunjukannya atau apa yang ditunjukkan oleh tanda-tanda. Semiotik menggambarkan dua dunia, dunia benda dan dunia tanda dan mencerahkan hubungan di antara kedua dunia tersebut. kapanpun kita memberikan sebuah pertanyaan, apa yang direpresentasikan oleh tanda?, maka kita berada di wilayah semantic. Sebagai prinsip dasar semiotik, representasi selalu dimediasi oleh interpretasi sadar seseorang atau arti apa pun bagi sebuah tanda akan mengubah situasi ke situasi lainnya.

Wilayah kajian semiotik kedua adalah sintaktik atau kajian hubungan diantara tanda-tanda. Tanda –tanda sebetulnya tidak pernah berdiri dengan sendirinya. Hampir semua selalu menjadi bagian dari system tanda atau kelompok tanda yang lebih besar yang diatur dalam cara-cara tertentu. Oleh karena itu, sintaktik mengacu pada aturan-aturan yang dengannya orang mengombinasikan tanda-tanda ke dalam system makna yang kompleks. Semiotik selalu tetap mengacu pada prinsip bahwa tanda-tanda selalu dipahami dalam kaitannya dengan tanda-tanda lain. Peraturan sintaktik memudahkan manusia untuk menggunakan kombinasi tanda-taanda yang tidak terbatas untuk mengekspresikan kekayaan makna.

Pragmatic, sebagai kajian utama semiotik ketiga, memperlihatkan bagaimana tanda-tanda membuat perbedaan dalam kehidupan manusia atau penggunaan praktis serta berbagai akibat dan pengaruh tanda bagi kehidupan sosial. Cabang ini memiliki pengaruh yang paling penting dalam teori komunikasi karena tanda-tanda dan system tanda dilihat sebagai alat komunikasi manusia. Dalam perspektif semiotik, kita harus memiliki pemahaman bersama bukan hanya pada kata-kata tetapi juga pada struktur kata, masyarakat dan budaya agar komunikasi dapat mengambil perannya. System hubungan diantara tanda-tanda harus memperkenankan pelaku komunikasi untuk mengacu pada sasuatu yang lazim.

Terkait dengan tradisi semiotik ini, ada banyak ahli yang menggaungkannya. beberapa teori semiotik yang terkenal adalah semiotik Charles Saunders Pierce, Ferdinand de Saussure, hingga semiotik Roland Barthez. untuk mengetahui lebih jauh teori semiotik beeberapa tokoh tersebut, akan penulis rangkum di lain kesempatan.

(Catatan: Gagasan dalam tulisan ini mengacu pada buku “Theories of Human Communication”strukturalisme-dan-semiotik-3-638 karya W. Littlejohn, Karen A. Foss yang terbit tahun 2014. Selain itu, tulisan ini juga mengacu pada buku dari Morissan yang berjudul “Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa” yang terbit tahun 2014)

2 thoughts on “Tradisi Semiotik dalam Teori Komunikasi

Leave a comment